Pengalaman Ikut Pembinaan Kakak Tingkat Bidikmisi

Assalamu’alaikum wr.wb

Hamdan wa syukron lillaah, Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad

Ihwaafillaah, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk formadiksi UIN Suska Riau, wakil rektor III, dan segenap panitia yang teribat di dalamnya yang telah menyelenggarakan acara ini. Saya tahu, sebenarnya acara ini diperuntukkan bagi penerima bidikmisi angkatan 2013 dan 2014, sedangkan saya angkatan 2015. Mungkin, teman-teman akan bertanya, “Loh, kok bisa ikut?”, saya akan jawab, “Ya bisa lah, apa yang gak bisa!” Hehe.

Oke-oke, jadi begini. Berhubung saya adalah salah satu pengurus formadiksi yang akan dilantik ketika itu, Ketua Umum Formadiksi, Mahder Antony, menyatakan bahwa ‘apabila kuota berlebih, pengurus formadiksi akan diprioritaskan untuk ikut’. Wah, saya antusias sekali.

Why?

Ya, sejak saya ditelepon oleh junior SMA saya yang masih kelas XI  yang ketika itu sedang mengikuti pelatihan Karya Tulis Ilmiah di salah satu hotel di Pekanbaru,  saya langsung searching tentang pelatihan karya ilmiah. Setengah tahun berlalu, what the result? Nihil. Ada, hanya untuk dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan kampus.

Senang? Ya iyalah, senang tiara tara karena saya punya peluang untuk bisa mengikuti kegiatan ini, “Pembinaan Mahasiswa Bidikmisi USR: Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, Seminar LPDP, dan Talkshow Motivasi”, apalagi setelah dipersilahkan dengan senang hati oleh panitia.

Taraaaaaa, finally I got that.

Jujur, pematerinya luar biasa banget. Tidak hanya mengulas tentang teknik menulis karya ilmiah, tetapi juga mem-brainstorming kami agar terbuka pikirannya sehingga bisa dengan mudah menghasilkan ide-ide cemerlang untuk dituliskan. Yap, dari dasar banget memang. Mulai dari apa itu menulis, mengapa harus menulis, bagaimana mengeluarkan ide dengan teknik mind mapping, menghubung-hubungkan sesuatu yang sebenarnya tidak memiliki hubungan ke dalam tulisan,sampai akhirnya kami praktik secara real ‘menulis karya ilmiah’.

Saya berharap akan ada pelatihan lanjutan khususnya diperuntukkan bagi yang berminat dan memiliki potensi serta punya keseriusan. Bagaimana pun juga, menulis karya ilmiah merupakan suatu keharusan bagi kalangan intelektual termasuk mahasiswa. Saya mengakui, budaya menulis di kalangan mahasiswa  USR masih sangat minim. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya partisipasi mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 dalam mengikuti kegiatan ini. Tercatat tidak lebih dari 50% kuota yang disediakan terpenuhi. Padahal, jika mereka berpikir: “Ini akan sangat membantu proses penyusunan skripsi saya”, atau “bisa menulis ilmiah adalah salah satu cara untuk mewujudkan mimpi saya meraih beasiswa di jenjang berikutnya” atau “bisa menulis ilmiah adalah salah satu syarat untuk mendapatkan pekerjaan bergengsi”, atau “menulis membuat saya semakin dihargai” atau bahkan “menulis bisa menjadi passive income yang lumayan”.

Satu satu ‘catatan penting’ dalam buku saya dalam mengikuti acara ini: “Mereka yang buta huruf di abad ke-21, bukanlah orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Tetapi mereka yang TIDAK BISA BELAJAR.” Yap, TIDAK BISA BELAJAR yang dimaksudkan adalah tidak memahami apa yang dibaca baik secara tekstual maupun kontekstual. Menulis adalah aktivitas berbicara melalui tulisan yang membutuhkan pemahaman yang tinggi terhadap teks dan konteks yang dibicarakan. Tidak paham teks dan konteks sama saja dengan TIDAK BISA BEAJAR, dan TIDAK BISA BELAJAR sama artinya dengan buta huruf.

That’s about pelatihan karya tulis ilmiah. Next, seminar LPDP dan talkshow motivasi.

Alhamdulillah banget saya dipertemukan kembali dengan Kak Rizki Nurjehan. Awal saya kenal, di Bengkulu dalam acara GEMBIRA (Gebyar Mahasiswa Bidikmisi) 2016. Satu tahun berlalu, eh, kita dipertemukan kembali di Pekanbaru. Ini tidak terlepas dari do’a kami di salah satu komentar instagram saya: “semoga kita berjumpa kembali.” Hehe

Kak Rizki Nurjehan adalah dosen termuda di kampusnya dan awardee LPDP yang mengisi materi seminar LPDP. Luar biasa banget. Di usianya yang masih 24 tahun sudah membiayai kuliah tiga orang adiknya. Ya, dari uang LPDP, dan itu pun masih berlebih. Pesan dari kak Jehan, “Jadilah orang yang selalu SIAP karena hanya orang-orang yang SIAP lah yang bisa mengambil setiap kesempatan yang datang.”

Kak Birrul Qodriyah, tidak kalah inspiratif. Mahasiswa Berprestasi 2013 jebolan Fakultas Kedokteran UGM. Dengan antusias dan gaya bicaranya yang khas, ‘kenceeeeng banget’ (#rekor deh), telah berbagi motivasi ke para peserta.  Yap, dengan segudang prestasi baik nasional maupun internasional dan berbagai organisasi yang diikuti, beliau tetap bisa meraih IPK 3,98 di prodi Keperawatan. Tidak hanya itu, beliau kelahiran 1992 dan sudah menikah loh, serta memiliki cita-cita untuk membahagiakan kedua orang tuanya: memiliki pesantren.  Saya hanya bisa berkata: “Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang engkau dustakan?” (#What?) Ya, saya menonton video kak Birrul ketika sedang berpidato di depan presiden RI, SBY, dalam acara temu nasional mahasiswa bidikmisi se-Indonesia, setahun yang lalu, sepulang dari Bengkulu. Saya dapat videonya dari kak Jehan. Air mata saya tidak terbendung ketika menyimak ungkapannya. And, now!! Saya dipertemukan dengan beliau dalam sebuah acara yang tidak pernah saya impikan sebelumnya. Berjabat tangan, cepika-cepiki, nulis kesan dan pesan di buku beliau (yang gak semua orang berkesempatan untuk itu, karena saya duduk di belakang beliau, hehe), sedikit ngobrol, sampe menyerahkan oleh-oleh dan foto bareng. Rasanya, brrrrr!!

Terakhir dari saya, semoga acara-acara seperti ini akan terus berlanjut. Saya dan rekan-rekan formadiksi lainnya, bertanggung jawab untuk merealisasikannya. Do’akan agar kami senantiasa istiqomah menjalankan amanah kami. Do’akan juga agar orang-orang baik lagi berprestasi khususnya yang ada di USR, semakin banyak yang tergerak hatinya untuk berkontribusi memajukan pendidikan negeri ini. Bagaimana pun, “negara yang maju diawali dengan pendidikan yang berkualitas.”

Sekian dari saya, maaf jika salah, wassalam.

#Mona Plaza Hotel, 15-16 Mei 2017

(Siti Thohiroh)

ALLAH WILL ANSWER YOUR PRAYS

Komentar

Postingan Populer